Powered By Blogger

Pengikut

Selasa, 13 Maret 2012

berbuat baik terhadap lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Berbuat baik pada hakekatnya merupakan kebutuhan manusia yang akan berdampak pada terwujudnya lingkungan yang baik pula. Kalau ada orang yang lebih memilih untuk selalu berbuat jahat dan kerusakan pada dasarnya juga akan merugikan dirinya sendiri. Keberadaan lingkungan alam akan selalu memberikan dampak merugikan kepada orang yang selalu berbuat jahat. Bencana alam, banjir, tanah longsor dan sebagainya pada dasarnya juga merupakan akibat perilaku manusia yang berbuat jahat terhadap lingkungannya. Berbuat baik tentu tidak hanya harus dilakukan oleh seseorang sendirian.
            Berbuat baik juga harus dilakukan dengan mengajak orang lain untuk bersama-sama melakukannya. Allah SWT memerintahkan kepada kita semua agar saling tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan ketakwaan. “Dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa.” (Al-Qur’an, Surat Al-Maidah: 2). Manusia dalam jiwa dan hatinya yang terdalam sebenarnya selalu tergerak untuk berbuat baik. Setidaknya untuk berbuat baik terhadap dirinya sendiri. Secara individual, berbuat baik terhadap diri sendiri kadangkala memang dapat berbenturan dengan kepentingan orang lain karena adanya pandangan yang subyektif terhadap makna berbuat baik itu sendiri. Dalam aspek yang lebih luas, salah satu perbuatan baik adalah selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan.
            Orang yang selalu berbuat baik dan selalu memberikan pertolongan kepada orang lain dijanjikan akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, bahwa: “Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan kepada hamba-Nya selama hamba tersebut memberikan pertolongan kepada saudaranya.” Orang yang mengajak berbuat baik dijanjikan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang lain yang mengerjakan perbuatan baik tersebut. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang mengajak kepada kebaikan atau petunjuk maka ia akan mandapatkan pahala seperti pahala orang lain yang mengikutinya, yang demikian itu tidak akan mengurangi pahala mereka sedikitpun.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka pewrmasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Bagaimana upaya untuk berbuat baik terhadap lingkungan dan alam sekitar
2.      Langkah langkah apakah yang di lakukan untuk berbuat baik terhadap lingkungan dan alam sekitar













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Berbuat Baik Kepada Sesama Manusia
Kita dapat melihat bahwa tolong-menolong perlu dilakukan tidak hanya terbatas di antara sesama orang Islam saja, melainkan juga dengan sesama manusia pada umumnya.
Sebagai manusia, kita banyak memiliki kelemahan di samping keistimewaan . Sebagai contoh ketika sakit, kita memerlukan pertolongan dokter yang membantu mengobatinya. Demikian pula ketika kita hendak menuju ke suatu tempat yang jauh kita memerlukan peralatan transportasi, demikian seterusnya.
1.      Saling Tolong Menolong
Tolong-menolong tersebut terbatas kepada hal-hal yang bersifat positif saja, tidak pada yang negatif. Misalnya kita tidak boleh menolong si penjahat untuk memudahkan ia melakukan kejahatannya. Demikian pula kita tidak boleh menolong orang lain menunjukkan tempat yang di dalamnya terdapat kemaksiatan. Karena menolong yang demikian sama artinya dengan kita menjerumuskan orang lain, bahkan menjerumuskan diri  sendiri.
Tolong-menolong akan lebih diperlukan lagi dalam hidup bertetangga, baik tetangga di tempat kita tinggal, di kantor, di tempat bermain, dan sebagainya. Dalam hidup bertetangga misalnya kita memerlukan pertolongan orang lain ketika di rumah kita terdapat musibah kebakaran, kematian dan sebagainya. Alangkah sedihnya manakala kita mendapat musibah sementâra tetangga kita malah menertawakannya atau malah sengaja menambah beban. Ini semua memerlukan pertolongan orang lain. Pertolongan itu baru akan tercipta manakala kita juga mau menolong orang lain. Karena itu kita tidak hanya mengharapkan pertolongan orang lain saja, melainkan kita juga harus mau menolongnya. Untuk itu, maka perlu saling menolong. Dengan cara seperti itu, maka berbagai kesulitan yang dialami oleh sesama manusia akan dapat diatasi.
dapat kita lihat ayat Al Quran berikut :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi inereka (yang diolok-olok,) lebih baik dan mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita yang lain (karena) boleh Jadi wanita (yang diolok-olokkan,) lebih baik dan wanita (yang mengolok-olokkan,) dan Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan julukan-Julukan yang buruk’. (Q.S. 49: 11).
Pada terjemahan ayat di atas terdapat larangan saling mengolok-olokkan, karena hal itu dapat merenggangkan hubungan di antara sesama manusia, dan akhirnya juga mempersulit dirinya masing-masing. Orang yang mengolok-olok tidak selamanya dalam kejayaan, demikian pula orang yang diolok-olok pun tidak pula selamanya hidup susah. Suatu saat bisa saja keadaannya berbalik. Jika ini terjadi, maka yang mengolok-olok tadi akan merasa malu dan kesulitan meminta bantuan kepada orang yang pernah diolok-olok.
Mengolok-olok itu biasa dilakukan dengan kata-kata, karena kata-kata memang amat mudah diucapkan, dan seringkali menjadi sumber pertengkaran dan permusuhan. Larangan tersebut dimaksudkan agar manusia justru mengembangkan sikap saling mengormati. Dalam hal ini terdapat aturan-aturan yang harus dilakukan, yaitu seorang siswa hormat kepada tetangganya, seorang penduduk suatu tanah air, hormat pada tanah ainya, dan sebagai suatu bangsa
hormat pada bangsanya, dan sebagai penganut agama, hormat pada agamanya, demikian seterusnya.
Hormat kepada guru, karena dialah yang mengajar seseorang membaca, menulis, memberikan ilmu pengetahuan, mendidik jiwa, melatib otak, menunjuki kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Adapun hormat kepada kedua orang tua, karena keduanya memelihara jasad seseorang, merawat badan, memberi makan, membiayai pendidikan, memberikan tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan hormat kepada sahabat atau teman, karena teman tempat seseorang mengadukan masalahnya, dimintai pendapatnya, meminta pengakuannya, dan menolongnya di kala dalam kesusahan. Demikian pula hormat kepada tetangga karena tetanggalah orang yang terdekat dengan kita di mana kita berada. Tetanggalah yang pertama kali memberikan pertolongan terhadap kesulitan yang kita jumpai. Seseorang juga harus hormat kepada tanah airnya, karena tanah airnya itulah yang memberikan kepadanya tempat untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula hormat kepada bangsa, karena bangsa itulah yang telah ikut memberikan  pengorbanan bagi keselamatannya. Seseorang hormat kepada agamanya karena agama itulah yang telah menunjukkan kcpadanya tentang cara hidup yang baik dan bermoral guna mencapai tujuan hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Inilah makna atau arti hidup yang hakiki, yaitu hidup dalam suasana saling menghormati dengan sesamanya dan dengan berbagai unsur lainnya yang telah ikut serta memberikan bantuan terhadap pencapaian kebutuhan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Tanpa mengembangkan sikap saling menghormati, maka yang terjadi adalah ketegangan-ketegangan dan konflik yang dapat membahayakan dirinya masing-masing.
2.      Saling Menasehati
Saling menasihati sebenarnya termasuk bagian dan saling menolong. Menasehati Namun saling menasihati sifatnya lebih khusus kepada saling tolong-menolong kepada hal-hal yang lebih bersifat pemikiran dan gagasan-gagasan guna memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi. firman Allah berikut:
Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran “
Terjemahan ayat di atas dapat kita melihat bahwa seseorang siapa pun dia, akan merugi, kecuali apabila ia mempercayai adanya Tuhan (beriman), beramal salih, dan saling menasihati.
Padangan Islam mengenai arti hidup, sangat berlainan dengan pandangan orang-orang yang berpandangan kebendaan semata-mata (materialistis). Menurut ajaran Islam yang bersumber pada Al Quran dan Hadis, bahwa pandangan Islam mengenai arti bidup itu datang untuk menenteramkan pikiran manusia, dan menuntun hidup secara hakiki, hidup jasmani dan hidup rohani. Sekaligus memberi jawaban, bahwa hidup secara jasmani tidak lebih sebagai sarana, sedangkan hidup secara rohani adalah sebagai arah yang dituju. Dengan demikian tujuan hidup manusia menurut Islam adalah mengarahkan diri untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat, jasmani dan rohani, yang dalam pelaksanaannya, materi sebagai alat, sedangkan rohani sebagai pengarah.
Bila tujuan hidup manusia hanya semata-mata materi, atau dunia, maka membimbing anak tidak terlalu penting ditujukan kepada pendidikan moral. Karena bila harta dunia telah kita capai, apakah gunanya kepentingan moral dan etika ? Moral dan etika hanyalah sekedar basa-basi saja. Yang penting adalah kecerdasan dan intelektual serta kesenangan duniawi dan kemasyuran. Setelah tujuan tersebut kita capai, orang lain pasti menaruh hormat dan menundukkan kepala kepada kita.
Tetapi bila tujuan hidup kita baik dunia maupun akhirat demi keridhaan Allah, maka membimbing anak merupakan suatu hal yang teramat penting, dan tentu saja pendidikan anak kita tujukan terhadap titik tumpu dan tujuan yang diridhoi Allah, yakni agar menjadi manusia yang taqwa dan selamat sejahtera dunia akhirat.
Dengan demikian, maka bimbingan mestinya sinkron, antara dua tujuan, yaitu dunia dan akhirat, karena sabda Rasulullah SAW.
Artinya: “Bukan orang yang balk yang meninggalkan dunianya, karena meneari akhirat dan bukan orang yang baik yang meninggalkan akhirat karena dunianya. Artinya  Orang yang baik ialah yang mengumpulkan (menggabungkan) dunia dan akhirat. Sebaik baik alat penghubung yang dapat menyampaikan kamu ke akhirat ialah dunia. Dan janganlah kamu merepotkan orang lain. (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).
Dengan demikian, kalau seseorang mempunyai anak dengan tujuan sekedar pelampiasan nafsu biologis saja, maka apakah bedanya dengan bangsa binatang? Orang yang baik selalu memperhitungkan laku perbuatannya di dalarn membimbing anaknya. Apakah Ia telah mengikuti garis lurus ataukah menyimpang dan jalan yang benar. Karena anak adalah suatu proyek dan sebagian hidup kita.
Jelaslah sudah bahwa tujuan hidup kita ialah lahirnya manusia-manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan ini, maka bimbingan kepada manusia, sejak kanak-kanak merupakan syarat mutlak bagi suatu keluarga. Beban ini tidak bisa tawar-menawar lagi, karena merupakan sebagian dan hidup dan merupakan sebagian dan bukti ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dalam hal ini, ia berarti telah melaksanakan fungsinya, yaitu beribadah kepada Allah SWT, dalam arti yang seluas-luasnya, sesuai dengan firrnan Allah SWT:
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan fin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku” (Q.S. 51 . 56).
Dengan melihat uraian atas, Anda telah memahami tujuan hidup manusia yang dalam pencapaian tujuan tersebut ternyata pendidikan memegang peranan amat penting, terutama pendidikan yang berkaitan dengan moral, etika, dan budi pekerti yang luhur.
Masalah berikutnya adalah bagaimana langkah-langkah atau cara-cara yang harus ditempuh dalam mewujudkan tujuan tersebut melalui pendidikan.
Untuk mencapai kebutuhan hidup, manusia mau tidak mau ia harus menjalin hubungam dengan orang lain yaitu melakukan kerjasama, tolong-menolong, saling menghormati dan menasihati. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang sudah diatur dalam agama seperti adab kesipanan atau akhlakul karimah dengan tetangga, guru, orang tua,: teman dan sebagainya.
Dengan cara demikian, manusia akan mencapai arti dan hakekat idupnya berupa kebahagtaan yang hakiki, lahiriah dan batiniah Dengan itu kemudian manusia dapat dengan tenang melaksanakan tujuan hidupnya yaitu melakukan penmgabdian kepada Allah
3.      Memelihara Kelestarian Alam Sekitarnya
Alam dan isinya diciptakn Allah untuk kepentingan manusia Allah maha adil lagi maha bijaksana. Sebelum menciptakan manusia Ia telah menciptakan langit dan bumi lengkap dengan isinya untuk kepentingan manusia. Selain itu Allah telah pula melengkapi manusia dengan akal. Dengan akal manusia dapat memanfaatkan alam lingkungannya dan untuk kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelah.
Di negara kita yang subur ini Allah telah menganugerahkan berbagai jenis tumbuhan dan binatang yang dapat kita manfaatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk tumbuhan dapat kita ambil obat-obatan, rumah,dan makanan sehari-hari dan sebagainya. Allah menyediakan kekayaan yang tidak terdapat di daerah lain, semua di serahkan kepada manusia. Allah sudah memberikan akal kepada manusia. Mampu dan maukah manusia menggunakan akalnya ? jawabnya ada pada manusia itu sendiri
“ Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan”.
Allah telah menurunkan nikmatnya begitu banyak tidak mungkin manusia dapat menghitungnya. Oleh karena itu manusia wajib bersyukur kepada-Nya dengan cara menjaganya agar kelestariannya tetap terjaga. Jika salah satu bagian terganggu maka akan mempengaruhi bagian yang lain.
Manusia dapat memanfaatkan alam sekitarnya untuk kebutuhan hidupnya dengan tanpa merusaknya agar Allah tetap lestari. Jika kita syukuri maka akan limpahkan nikmat Allah kepada kita.
            Alam diciptakan oleah Tuhan Yang Maha Esa untuk kebutuhan manusia bumi ini, dan seiring dengan berjalannya waktu, permasalahan alam semakin kompleks akibat dari perkembangan manusia, baik dari sisi kuantitasnya ataupun perkembangan kebutuhan dan sarana bagi manusianya. Berbagai jenis sarana, barang di produksi oleh manusia dengan berbagai bentuk dan bahan, baik bahan yang sulit untuk dicerna oleh alam ataupun bahan yang mudah dicerna oleh alam. Dampak negatifnya mulai dirasakan oleh umat manusia, misalnya akibat polusi udara yang bisa menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan, sulitnya mendapatkan sumber air bersih, polusi tanah akibat limbah dan sampah, dsb.
            Sebenarnya alam akan memberikan berbagai kebaikannya kepada umat manusia bila kita umat manusia juga ikut menjaganya, memeliharanya dan melestarikannya. Sebagai contoh bentuk molekul air yang diteliti oleh orang Jepang Masaru Emoto yang menjelaskan bahwasannya bentuk dasar air akan berbentuk heksagonal (segi enam ) yang indah, berkilau dan menakjubkan bila memberikan kata-kata yang baik dan berterimaksih pada air tersebut. Dan begitu pula sebaliknya, akan tidak berbentuk bila kita memberikan kata-kata yang tidak baik (dari buku karya Masaru Emoto yang berjudul The True Power of Water). Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga alam ini sebagai wujud rasa syukur kita Kepada ALLAH SWT. Adalah :
Ø  Membiasakan diri sendiri untuk tidak hidup dengan berlebih-lebihan.
Ø  Membudayakan hidup cinta alam pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita.
Ø  Biasakanlah menyediakan dua tempat sampah di rumah kita, satu untuk sampah organic yang nantinya bisa kita pendam di lubang tanah pekarangan rumah, dan tempat sampah non organic.
Ø  Saat kita di perjalanan usahakan untuk tidak membuang sampah di jalan, dan bila kita menemukan batu-batuan terserak di tengah jalan sebaiknyalah kita meminggirkannya.
Ø  Bila kita berada di tempat wisata, baik itu di pantai, gunung, atau tempat wisata lainnya, usahakan membawa kantong plastic untuk tempat sampah dan bila kita menemukan sampah di jalan wisata tersebut, pungutlah sampah-sampah itu, kebiasaan ini sering kita temukan pada wisatawan manca negara yang berkunjung ke Negara kita.
Ø  Bila kita di alam luas dan menemukan beberapa area lahan yang gersang atau sedikit terdapat tanaman, budayakan untuk menanaminya dengan potongan ranting-ranting kecil untuk kita tancapkan ke tanah yang jarang tumbuhannya tersebut.
Ø  Tetaplah untuk selalu aktif untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita, bila kita di perairan pantai, cobalah untuk tidak ikut-ikutan merusak terumbu karang yang ada, membersihkan sampah di perairan pantai dan memberikan pengertian pentingnya pelestarian alam pada keluarga kita dan sahabat-sahabat kita.
Marilah kita bersama-sama berperan aktif sejak dini untuk melestrikan dan menjaga lingkungan alam Indonesia ini, agar Indonesia tetap hijau, sejuk, sehat dan indah. Semua kebaikan pada alam tersebut manfaatnya akan kembali pada kita.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Masih terlalu banyak hal-hal yang belum terpenuhi dari kebutuhan manusia di muka bumi ini sebagai mana sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja kerasnya, hal ini adalah salah satu Qodrat manusia yang diciptakan untuk tidak saling melepaskan antara satu dengan yang lainnya, keterkaitan ini adalah merupakan simbol bahwa manusia itu diciptakan agar saling mengenal, menyanyangi, mengayomi, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang dilengkapi akal dan fikiran maka sangat wajar jika manusia juga memikirkan sesama dan alam sekitarnya. Untuk kelangsungan hidup yang lebih mapan tanpa harus saling menjatuhkan dan menindas kaum yang lemah.











DAFTAR PUSTAKA
Ahmad jauhari, http// kompssiana.com, berbuat baik. Di akses pada tanggal 25 oktober 2011

http//google.com berbuat baik pada lingkungan dan alam sekitar . di akses pada tanggal 25 oktober 2011

















KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Barbuat Baik Terhadap LingkunganDalam penyusunan makalah ini  tidak terlepas dari  berbagai kendala.Akan tetapi semua itu dapat kami atasi sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Itu semua tidak terlepas dari karunia  Allah  SWT.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak terdapat kekurangan yang semata-mata disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karna itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang   bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Dan semoga tugas makalah yang saya persembahkan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.AMIN…………………………










Penyusun ,          Oktober 2011

TUGAS INDIVUDU

BUDI PEKERTI DAN ETIKA
(Berbuat Baik Terhadap Lingkungan)

UNHALU 

OLEH :
IRNAWATI
A1 A2 11 047
JURUSAN PENDIDIKAN  SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

1 komentar:

  1. trus apa dampak berperilaku kebaikan terhadap lingkungan pendidikan dan bagaimana saudara memahami perilaku kebaikan tersebut dipandang dari sudut pendidikan islam?

    BalasHapus